Senin, 17 Agustus 2015

Legenda Danau Toba

Di sebuah desa di wilayah Sumatera, hidup seorang petani. Ia seorang petani yang rajin bekerja walaupun lahan pertaniannya tidak luas. Ia bisa mencukupi kebutuhannya dari hasil kerjanya yang tidak kenal lelah. Sebenarnya usianya sudah cukup untuk menikah, tetapi ia tetap memilih hidup sendirian. Di suatu pagi hari yang cerah, petani itu memancing ikan di sungai. "Mudah-mudahan hari ini aku mendapat ikan yang besar," gumam petani tersebut dalam hati. Beberapa saat setelah kailnya dilemparkan, kailnya terlihat bergoyang-goyang. Ia segera menarik kailnya.
 Petani itu bersorak kegirangan setelah mendapat seekor ikan cukup besar.
Ia takjub melihat warna sisik ikan yang indah. Sisik ikan itu berwarna kuning emas kemerah-merahan. Kedua matanya bulat dan menonjol memancarkan kilatan yang menakjubkan. "Tunggu, aku jangan dimakan! Aku akan bersedia menemanimu jika kau tidak jadi memakanku." Petani tersebut terkejut mendengar suara dari ikan itu. Karena keterkejutannya, ikan yang ditangkapnya terjatuh ke tanah. Kemudian tidak berapa lama, ikan itu berubah wujud menjadi seorang gadis yang cantik jelita. "Bermimpikah aku?," gumam petani.
"Jangan takut pak, aku juga manusia seperti engkau. Aku sangat berhutang budi padamu karena telah menyelamatkanku dari kutukan Dewata," kata gadis itu. "Namaku Puteri, aku tidak keberatan untuk menjadi istrimu," kata gadis itu seolah mendesak. Petani itupun mengangguk. Maka jadilah mereka sebagai suami istri. Namun, ada satu janji yang telah disepakati, yaitu mereka tidak boleh menceritakan bahwa asal-usul Puteri dari seekor ikan. Jika janji itu dilanggar maka akan terjadi petaka dahsyat.
Setelah sampai di desanya, gemparlah penduduk desa melihat gadis cantik jelita bersama petani tersebut. "Dia mungkin bidadari yang turun dari langit," gumam mereka. Petani merasa sangat bahagia dan tenteram. Sebagai suami yang baik, ia terus bekerja untuk mencari nafkah dengan mengolah sawah dan ladangnya dengan tekun dan ulet. Karena ketekunan dan keuletannya, petani itu hidup tanpa kekurangan dalam hidupnya. Banyak orang iri, dan mereka menyebarkan sangkaan buruk yang dapat menjatuhkan keberhasilan usaha petani. "Aku tahu Petani itu pasti memelihara makhluk halus! " kata seseorang kepada temannya. Hal itu sampai ke telinga Petani dan Puteri. Namun mereka tidak merasa tersinggung, bahkan semakin rajin bekerja.
Setahun kemudian, kebahagiaan Petan dan istri bertambah, karena istri Petani melahirkan seorang bayi laki-laki. Ia diberi nama Putera. Kebahagiaan mereka tidak membuat mereka lupa diri. Putera tumbuh menjadi seorang anak yang sehat dan kuat. Ia menjadi anak manis tetapi agak nakal. Ia mempunyai satu kebiasaan yang membuat heran kedua orang tuanya, yaitu selalu merasa lapar. Makanan yang seharusnya dimakan bertiga dapat dimakannya sendiri.
Lama kelamaan, Putera selalu membuat jengkel ayahnya. Jika disuruh membantu pekerjaan orang tua, ia selalu menolak. Istri Petani selalu mengingatkan Petani agar bersabar atas ulah anak mereka. "Ya, aku akan bersabar, walau bagaimanapun dia itu anak kita!" kata Petani kepada istrinya. "Syukurlah, kanda berpikiran seperti itu. Kanda memang seorang suami dan ayah yang baik," puji Puteri kepada suaminya.
Memang kata orang, kesabaran itu ada batasnya. Hal ini dialami oleh Petani itu. Pada suatu hari, Putera mendapat tugas mengantarkan makanan dan minuman ke sawah di mana ayahnya sedang bekerja. Tetapi Putera tidak memenuhi tugasnya. Petani menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan haus dan lapar. Ia langsung pulang ke rumah. Di lihatnya Putera sedang bermain bola. Petani menjadi marah sambil menjewer kuping anaknya. "Anak tidak tau diuntung ! Tak tahu diri ! Dasar anak ikan !," umpat si Petani tanpa sadar telah mengucapkan kata pantangan itu.
akhirnya si petani itu pun melanggar janji nya sendiri,setelah itu anak itu berlari ke rumah dan bertanya kepada ibuknyadan ibuk nyamenjelaskan semuanya setelah di jelaskan semuanyaibu dan anak tersebut lari ke sebuah desa dan petani itu mengejar isri dan anak nya,namun ibu dan anak tersebut meminta pertolongan kepadaupin dan ipin untuk menghalau petani tersebutagar tidak mengikutinya,usaha itu pun berhasil,lalu ibu dan anak tersebut melanjutkan perjalanan,sampai di tengah jalan anak tersebut mengeluh karena lapar,dan ibug itu bertemu 2 org yang bernama sopo dan jarwo,lalu sopo dan jarwo memintaibu dan anak tersebut agar beristirahat di desa nya,lalu sopo danjarwo mengajak ke rumah pak haji udin dan meminta kpd pak hajiudin agar boleh tinggal di desa ono"setelah bernegosiasi"pak haji udin mengatakan boleh tinggal di sini dan menetap di desa ini.
setelah 2 hari tinggal di rumah pak haji udin,2 orang ini mempunyai inspirasi untuk membangun rumah makan,namun tdk mempunyai modal,setelah itu 2 org ini memintabantuan kpd pak haji udin agar memberi pinjaman sebesar 5 juta untuk membangun rumah makan sederhana nya,lalu pak haji udin berbicara"ya boleh nnti uang nya ku kirim besok pagi",setalah mendapat uang di pagi hari itu  ia mulai berbelanja kebetuhan dagangan nya. 
2 hari kemudian dia membuka rumah makan baru nya dan tdk di duga rumah mkan nya lari sekali,dan dia menepati janji nyau ntuk membayar pinjaman dari pak haji udin ,namun setelah membayar uang nya ternyata uang nya masih tersisa banyak ,dan2 org ini berinisiatip untuk membangun rumah sendiri,
dan cita-cita itu pun terkabulkan dan 2 org ini hidup tentram dan damai di desa ini.......



                          TTTAMATTT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar